Perjalanan mencari buku referensi

12/9/2013

     Hari itu adalah hari kamis, saya dan teman-teman sejurusan saya sedang mengikuti kuliah bernama Sumber Jasa Informasi A. Saat itu kami diberi tugas oleh dosen kami untuk praktek lapangan mengamati langsung layanan buku referensi di perpustakaan yang ada di lingkungan kampus, sekaligus mencari 5 judul buku referensi (beserta keterangannya).

     Tugas yang diberikan itu adalah tugas kelompok. Saya berkelompok dengan Dinda, Khalista, Meivy, dan Ipin. Kami berlima memutuskan untuk mencari perpustakaan lain selain perpustakaan pusat dan perpustakaan DIPI supaya tugas kami lebih bervariasi dan mencari suasana baru karena sering sekali kami datang ke dua perpustakaan tersebut.

     Kami berunding dan memutuskan untuk ke perpustakaan FE. Kami pun berjalan kaki menuju kesana dari FIB. Sampai disana saya dan Ipin takjub kalau pintunya dapat otomatis terbuka sendiri (seperti di mall), karena biasanya perpustakaan hanya memiliki desain yang sederhana saja tidak semewah itu. Interior perpustakaan FE juga lumayan cozy. Terdapat sofa - sofa untuk para pengunjung duduk - duduk.



     Kami pun memulai mengerjakan tugas, Meivy mulai mendata nama dan keterangan tentang perpustakaan FE. Sedangkan Ipin bertanya pada pustakawan dimanakah letak koleksi referensi. Ternyata, perpustakaan FE disini itu close accsess. Saat itu datang pula kelompok lain dari jurusan kami, mereka juga ingin mengerjakan tugas yang sama dengan kelompok saya.

     Kemudian, kelompok saya disuruh oleh petugas perpus menuju ke meja sebelah untuk meminta izin. Di meja sebelah kami bertanya kembali pada petugas perpusnya, namun kami diminta untuk mencari sendiri lewat OPAC. Namun saat mencari keyword lewat OPAC kami tidak menemukan tentang koleksi referensi.

     Sementara itu, kami melihat kelompok lain malah disuruh kembali ke meja layanan pengunjung (meja yang pertama kali kami datangi) dan disana mereka diminta untuk melihatkan KTM dan diberi semacam surat izin. Namun, wanita petugas perpus di meja layanan tersebut malah menceramahi kelompok teman saya sangat panjang lebar. Kami menunggu di sofa cukup lama dan bosan. Akhirnya kami memutuskan untuk pindah ke perpustakaan FT supaya tidak mengulur waktu.

     Kami berjalan ke FT dan sampai disana Meivy bertanya kepada seorang bapak-bapak petugas yang ada di FT, beliau mengatakan kalau di FT sudah lama tidak ada perpustakaannya (semenjak disentralisasikan ke perpus pusat). Akhirnya kami memutuskan berjalan lagi menuju ke FISIP, berharap disana ada perpustakaan dan layanan pustakawannya ramah.

     Sampai di FISIP kami langsung masuk ke perpustakaannya yang bernama Miriam Budiardjo Resource Center (MBRC). Saat di lantai bawah, saya melihat meja informasinya saja sangat bagus dan unik. Tempatnya cukup nyaman dan saat kami bertanya pada petugas perpusnya mereka memberi jawaban yang ramah dan memberi petunjuk dimana koleksi referensi dengan sangat jelas.



     Kami pun menuju lantai 2 tempat dimana koleksi - koleksi berada. Saat kami naik ke lantai 2 saya sangat takjub dengan desain interior perpustakaan MBRC ini. Desainnya sangat modern, nyaman seperti rumah sendiri. Di lantai 2 ini juga terdapat meja layanan informasi sekaligus penitipan tas. Petugas perpusnya benar-benar sangat ramah dan memberi pengarahan yang jelas. Bahkan petugas yang tadi sedang berada dilantai 1 sampai naik juga ke lantai 2 dan menanyakan apakah kami sudah menemukan apa yang kami cari. Kemudian kami pun menitipkan tas dan masuk ke perpustakaannya.


     
     Di lantai 2 ini terdapat koleksi - koleksi buku yang menurut petugas perpusnya di dapat dari sumbangan - sumbangan. Oh ya, di MBRC ini kita tidak diperkenankan meminjam buku atau koleksi apapun. Kita hanya diperbolehkan memfotocopy bagian koleksi yang kita inginkan saja. Hal itu disebabkan karena buku - buku disini masih terbatas, semua buku - buku FISIP yang banyak sudah dikirim ke perpus pusat.

     Selain itu dilantai 2 ini juga terdapat sofa, tv, koleksi terbitan berkala dan OPAC. Benar - benar bernuansa seperti ruang tengah sebuah rumah.




     Kemudian kami naik ke lantai 3, tempat dimana koleksi referensi amerika, skripsi, thesis, dan desertasi berada. Di lantai 3 ini juga ada meja informasi, kami pun bertanya dimana layanan referensi dan petugas perpus menunjukan kepada kami american corner tempat dimana terdapat kumpulan koleksi tentang amerika.

     Selesai mengerjakan tugas kami kembali ke lantai 2 dan melihat - lihat ada apa saja koleksi yang ada di MBRC. Khalista, teman saya takut untuk turun melewati tangga spiral. Bapak petugas perpus lantai 1 yang melihat khalista pun menyuruh kami turun lewat tangga satu lagi yang bukan spiral. Betapa baiknya petugas disana, namun karena sudah terlanjur kami turun lewat tangga spiral saja. Lalu kami pun seperti menemukan harta karun karena ada beberapa buku - buku yang berhubungan dengan mata kuliah di jurusan kami. Koleksi di MBRC ini sangat keren - keren dan menarik menurut kami.



       Selesai melihat - lihat kami pun kembali ke meja informasi lantai 1 untuk mengambil tas kami. Tak lupa kami berterima kasih terhadap bapak petugas perpusnya yang sangat ramah. Saat ingin keluar MBRC tiba-tiba saat Dinda ingin lewat alarm berbunyi, petugas disana langsung sigap menanyakan dan meminta Dinda memeriksa tas secara baik-baik. Ia menjelaskan selain kalau ada yang mengambil buku, jika kita membawa buku pinjaman dari perpus pusat maka alarm akan berbunyi. Saat buku Dinda diperiksa dan ternyata itu buku perpus pusat petugas pun mempersilahkan kami pergi. Pelayanan yang sangat bagus dan ramah sekali. Kami senang dapat mengunjungi MBRC.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mata Kuliah Eksternal FIB UI

Bolang ke Taman Suaka Alam Hutan Mangrove, Angke, Pantai Indah Kapuk

TMII punya perpustakaan loh