Puteri Cecillia dan pohon tomat
Pada suatu hari hiduplah seorang
puteri cantik bernama Cecillia yang hidup di kerajaan Lavender. Di sisi
kerajaan lain hiduplah pula seorang pangeran tampan bernama Paul, pangeran Paul
berasal dari kerajaan Tomat. Mereka berdua telah resmi menjadi sepasang kekasih
dan mereka hidup dalam damai di kerajaan mereka masing-masing.
Suatu ketika ada penyihir jahat
yang iri akan kemesraan dan kebahagiaan mereka, penyihir jahat pun menyusun
rencana jahat untuk menyingkirkan sang pangeran agar sang puteri tidak lagi
hidup bahagia. Si penyihir jahat memiliki sepupu yaitu si penyihir baik.
Penyihir baik mengetahui rencana jahat sepupunya tersebut dan ia pun mulai
memata-matai si penyihir jahat.
Pada hari itu, diadakanlah pesta
pertunangan antara puteri Cecillia dengan pangeran Paul di Istana kerajaan
Lavender. Semua orang berdatangan ingin merayakan hari bahagia itu. Puteri
Cecillia Nampak anggun dengan gaun merah nya, gaun itu dihiasi ornament bunga
mawar yang begitu cantik. Rambut sang puteri juga terlihat sangat indah, rambut
panjang ikalnya menjuntai sangat panjang sampai sepinggul dan terdapat bunga
mawar merah di dekat telinga kanannya. Pangeran Paul pun tak kalah tampannya
dengan jas hitamnya.
Namun tiba-tiba muncul awan gelap
berwarna ungu kehitaman ditengah-tengah istana. Dan tak lama kemudian munculah
si penyihir jahat, ia merasa sangat iri akan kebahagiaan yang dirasakan para orang-orang
yang ada di istana tersebut. Akhirnya ia berkata “Aku benci dengan segala
kebahagiaan munafik ini ! Akan aku ambil kebahagiaanmu puteri Cecillia ! Ku
kutuk kau pangeran menjadi lemah, tak berdaya, dan kau akan secepatnya
matiiii.... !!!” teriak si penyihir jahat.
Tak lama wajah pangeran semakin
pucat, tubuhnya mulai terasa lemah, ia merasa tak kuat lagi untuk berdiri dan
ia pun pingsan. Semua orang terlihat panik, sang puteri pun tampak sangat
terkejut dan merasa sedih. Si penyihir jahat pun pergi meninggalkan istana, ia
menghilang bersama awan gelap yang muncul bersamaan dengan kedatangannya.
Tiba-tiba munculah si penyihir
baik, ia berkata “sungguh pangeran yang malang. Aku akan menolongmu puteri,
namun kekuatan si penyihir jahat lebih besar dariku. Maka aku akan memberi sedikit
bantuan, akan ku ubah mantra si penyihir jahat. Pangeran tidak akan mati, ia
akan tetap hidup asalkan ia terus meminum sari buah tomat yang tumbuh subur
seperti yang ada di kerajaan si pangeran.
Sampai sari tomat itu sudah cukup member kehidupan, pangeran akan hidup kembali
seperti sedia kala” si penyihir baik hanya mampu melakukan hal tersebut.
Kemudian ia pun pergi.
Sang puteri beserta pasukan dan
dayang-dayang istana bergegas membawa pangeran Paul ke kerajaan tomat, sampai
disana pangeran Paul pun diberi sari buah tomat dan ia dapat hidup kembali untuk sementara waktu.
Para rakyat dan petani di kerajaan tomat bekerja sama memanen dan menanam tomat
secara besar - besaran demi membuat sang pangeran tetap hidup.
Si penyihir jahat yang mengetahui
hal tersebut mulai marah. Ia pun mengutuk seluruh kerajaan tomat agar tidak
lagi subur, akhirnya kerajaan tomat pun terserang hama dan buah tomat mereka
habis. Tidak hanya itu, tanah mereka juga menjadi tandus dan tidak subur lagi.
Sang puteri yang mengetahui hal ini sangatlah sedih, ia tidak mau kehilangan
sang pangeran.
Kemudian sang puteri meminta
bantuan kepada si penyihir baik, penyihir baik memiliki rencana “Pergilah kau
ke pedesaan di kerajaan seberang hutan, disana kau akan menemukan petani yang
menanam berbagai macam sayuran. Kau harus mengubur pangeran di dalam tanah
tepat diatas tanaman tomat. Aku akan menyihir tanaman itu agar selalu subur dan
memberikan sari buah tomat kepada pangeran melalui akar pohon tomat. Tenang
saja, pangeran akan tetap hidup walau kau kubur di dalam tanah.”
Sang puteri pun mulai melakukan
perintah si penyihir baik. ia pergi secara diam - diam membawa pangeran ke
pedesaan di kerajaan seberang hutan. Ia pergi menggunakan kereta kuda, is meletakan
pangeran di dalam peti dan ditutupi oleh jerami. Kemudian ia bertemu dengan
petani yang dimaksud oleh si penyihir baik. Petani itu masih sangat muda,
sebaya dengan sang pangeran. Sang puteri menyamar sebagai seorang gadis yang
ingin melamar pekerjaan. Akhirnya petani menerimanya sebagai pembantu untuk
membantu si petani mengurus pekarangannya.
Pada malam hari sang puteri secara
diam - diam mulai mengubur sang pangeran di dalam tanah seperti yang sudah
disarankan oleh penyihir baik. Penyihir baik pun datang pada malam itu hanya
untuk menepati perkataannya untuk menyihir pohon tomat tersebut. Keesokan
harinya sang puteri pun mulai bekerja di pekarangan si petani. Hari demi hari,
bulan demi bulan pun berlalu. Sang puteri mulai merasa simpati terhadap si
petani.
Selama pangeran Paul tidak ada, si
petani lah yang menemani sang puteri. Menemani dia mengurus pekarangan,
bercerita bersama, makan malam bersama di rumah si petani bahkan si petani juga
menjaga sang puteri dikala ada binatang buas yang memasuki pekarangan si
petani. Si petani juga memberikan hadiah kaca yang sangat cantik untuk sang
puteri dihari ulang tahunnya. Namun sang puteri teringat bahwa ia tidak bisa
bersama si petani, ia telah bertunangan dengan sang pangeran.
Sampai suatu malam saat si petani
dan sang puteri sedang makan malam, si petani berkata “kau begitu cantik dan
baik, Cecillia. Aku ingin kau menjadi pendampingku. Maukah kau menikah
denganku?” Tanya si petani. Puteri Cecillia bingung bukan main. Namun puteri
pun berkata “maafkan aku, aku tidak bisa. Aku juga menyukaimu namun aku lebih
mencintai orang lain” kemudian puteri lari menuju kamarnya.
Sang puteri berfikir bahwa ia sudah
tidak bisa lagi lama-lama berada di rumah si petani. Kemudian tengah malam ia
membuat surat perpisahan untuk si petani dan pergi kembali ke kerajaan Tomat,
tentu dengan membawa pangeran yang terkubur di bawah pohon tomat. Saat kembali
ke kerajaan sang puteri meletakkan pangeran di kamarnya, sambil berdoa sang
puteri pun berkata “aku harap pangeran dapat hidup kembali, aku harap sari -
sari buah tomat itu sudah cukup menghidupi sang pangeran” kemudian keajaiban
terjadi, sang pangeran pun membuka matanya kembali dan hidup seperti sedia
kala.
Keesokan harinya pangeran
mengumumkan akan melakukan pernikahan dengan sang puteri, sang puteri sangat
senang namun disisi lain ia masih teringat akan si petani. Pasti si petani
merasa sakit hati karenanya. Kemudian si penyihir jahat kembali mengetahui
kabar pernikahan sang pangeran dan sang puteri. Ia pun datang ke istana untuk
mengacaukan semuanya.
Si penyihir jahat kembali melakukan
aksinya, saat tiba di istana ia berkata “hai kau pangeran jelek! masih bisa
rupanya kau hidup! kalau begitu akan kubunuh calon istrimu itu!” Sang penyihir
pun mengeluarkan tongkat sihirnya dan menyerang sang puteri dengan mantranya. Namun
betapa cerdasnya sang puteri, ia mengeluarkan kaca dari si petani dari sakunya
dan sihir itu memantul kembali ke arah si penyihir jahat dan akhirnya si
penyihir jahatlah yang mati.
Semua orang bersorak gembira karena
si penyihir jahat telah tiada. namun lain halnya dengan sang puteri, melihat
kaca tersebut ia semakin teringat dengan si petani. Sang puteri pun menangis
dan memohon doa kepada dewa bumi. “Aku tidak ingin menyakiti hati siapa pun,
aku hanya ingin semua orang bahagia, maka aku mohon jadikanlah aku tanah yang
subur... tanah yang menghidupi seluruh jagad raya ini agar aku berguna untuk
semua orang”
Kemudian dewa bumi mendengar doa
sang puteri dan mengabulkan permintaannya. Semua orang termasuk pangeran
sangatlah terkehut akan hal itu. Pangeran merasa sangat sedih dengan hal
tersebut. Namun, apalah daya semua sudah terlanjur terjadi. Akhirnya kerajaan
tomat kembali subur dan seluruh bumi pun menjadi semakin subur.
Sumber inspirasi : Cerita puteri tidur dan twilight saga : eclipse
Komentar
Posting Komentar