CERSIN (Cerita Vaksin) : Vaksinasi Rumah Sakit Universitas Indonesia, Vaksinasi BBPK Hang Jebat, dan Sentra Vaksinasi Serviam

Sudah lama saya tidak blogging, kali ini saya akan menceritakan pengalaman vaksinasi di berbagai tempat. Bukan saya yang vaksin sampai berkali-kali loh >.<

Ini kumpulan cerita dari pengalaman pribadi dan orang terdekat saya. Kita mulai Cerita Vaksin (Cersin) pertama dari pengalaman saya sendiri.


1. Vaksinasi RS UI

Alhamdulillah saya mendapatkan kesempatan vaksin pertama tanggal 9 Juni 2021 di RS UI. Kebetulan saya mendapat jatah dari kantor saya yang memang terletak di UI. Saya cukup mendaftarkan diri via admin saya dan didaftarkan ke pihak SDM UI. Namun, untuk umum bisa mendaftar di : https://indonesiabangkit.com/ (semoga masih ada kuota)

A. Vaksin Pertama

Vaksin di RS UI bisa dilakukan dengan walk in, drive thru motor, atau drive thru mobil. Saya memilih drive thru motor. 

Saya mendapatkan kesempatan vaksin dengan jadwal pukul 11.00 – 12.00. Dari pukul 10.30 WIB saya sudah sampai di UI dan menunggu di Boulevard UI. Pintu masuk ke lokasi vaksin melalui drive thru bermula di sini. Lokasi RS UI : https://g.page/rumahsakit-ui?share

Dari Boulevard UI, ada petugas yang memberikan semacam kartu besar untuk ditempelkan di motor / mobil. Kartu itu merupakan kartu informasi proses vaksinasi (apakah sudah di screening, vaksin, atau observasi)

Setelah itu saya diminta menuju ke arah parkiran mobil UI (parkiran yang bertingkat itu)

Sampai di bagian atas parkiran mobil, sudah terlihat antrian motor peserta vaksin, cukup panjang antriannya karena memang sudah siang juga dan karena panjangnya ukuran motor. Namun menurut saya antrian ini cukup baik dibandingkan mobil yang lebih panjang antriannya, dan juga masih ada jaga jarak tidak seperti memilih walk in.

Saya menunggu sekitar 1,5 jam untuk antrian motor ini (lama ya wak). Kemudian KTP saya diminta oleh petugas untuk didata.

Suasana antri vaksin drive thru motor

Selanjutnya saya maju untuk screening. Saya diminta data diri, kemudian dicek suhu, dan ditensi tanpa turun dari motor.

Setelah screening, saya langsung disuntikan vaksin. Vaksin saya Sinovac.

Kemudian, saya harus menunggu selama 15 menit untuk observasi.

Sambil menunggu masa observasi, saya antri ke meja observasi (karena agak panjang antriannya, ini tanpa motor antrinya).

Sembari antri observasi, petugas juga mengembalikan KTP peserta dengan meneriakan nama lengkap kita. Harus pasang kuping, tapi untungnya suara petugas yang membagikan KTP saya suaranya sangat besar.

Di meja observasi, saya dicek suhu dan ditensi. Setelah tidak ada gejala lalu saya pulang. Tidak diberi obat apa-apa disini.


(Vaksin kedua akan saya update setelah 7 Juli 2021 di postingan berbeda)


B. Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI)

Disclaimer : Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) setiap orang berbeda-beda. Saya hanya menceritakan apa yang saya alami sebagai referensi untuk persiapan teman-teman.

Vaksin Pertama

Alhamdulillah KIPI saya hanya berupa bekas suntikan agak hangat sekitar sejam dan merasa lapar seharian.


2. VAKSINASI BBPK HANG JEBAT

Pertengahan Juni lalu vaksin untuk Pra Lansia sudah dibuka baik di Puskesmas, Rumah Sakit, dan Pos Vaksinasi terdekat. Saya lebih memilih mendaftarkan Ibu saya di BBPK Hang Jebat dengan alasan supaya Ibu saya tidak perlu antri terlalu lama, karena di BBPK Hang Jebat menggunakan sistem pendaftaran online, bukan siapa cepat ia dapat seperti di beberapa tempat vaksin dekat rumah saya. BBPK Hang Jebat lokasinya berada dekat dengan Mblock Space dan Kejaksaan : https://g.page/bbpkjakarta-hjb?share

Berikut akan saya bahas mulai dari alur pendaftaran hingga KIPI vaksinasi : 

A. Pendaftaran 

Pendaftaran vaksin di BBPK Hang Jebat dilakukan melalui website : https://loket.com/event/vaksinbbpk (silahkan cek, semoga masih ada kuota)

Untuk Ibu saya, salah pilih tab pra lansia. Ada untuk Lansia, Pra lansia, dan 18+

Pilih salah satu jam yang sesuai dengan jadwal kosong Anda, kemudian tulis/pilih angka 1 (artinya 1 orang) kemudian tekan pilih/next.

Setelah itu isi data diri. Isi data diri Anda dengan benar terutama NIK dan nomor handphone.

Setelah itu kita akan mendapatkan tiket pendaftaran (dengan barcode). Saya memilih untuk mencetak tiket tersebut di kertas ukuran A4 untuk dibawa saat hari H pada 21 Juni 2021 nanti.


B. Vaksin

Hari H Vaksin Ibu saya datang pukul 09.00 (jadwal Ibu saya pukul jam 10-11). Sengaja sejam lebih awal karena antisipasi antrian.

Ternyata antriannya tidak terlalu panjang. Antrian pertama adalah antrian untuk dicek tiket kita. Tiket akan discan oleh petugas. Saat itu, petugas menghampiri Ibu saya yang masih dalam antrian dan membantu untuk scan barcode supaya antrian tidak memanjang.

Selanjutnya, kami menuju ke meja kedua untuk mengambil form screening. Di meja ini petugas meminta KTP Ibu saya untuk mengisi nama, tanggal lahir, dan NIK di form screening.

Lanjut ke meja ketiga, di sini kami mengambil nomor antrian. Selanjutnya kami duduk di kursi yang sudah disediakan di sebelah meja ketiga ini.

Tak lama, kisaran 5 menit petugas langsung memanggil beberapa nomor antrian untuk masuk ke dalam tempat vaksinasi (dipanggil per grup).

Masuk ke dalam tempat vaksinasi, di depan pintu sudah ada petugas yang akan memeriksa suhu tubuh dan memeriksa kelengkapan dokumen : nomor antrian, KTP, dan form screening. Saya juga boleh menemani Ibu saya ke dalam.

Suasana di dalam ruang vaksinasi, rapi, ada nama-nama keterangan di meja. Ruangan berkipas juga.


Sampai di dalam, peserta vaksin diminta menunggu di kursi tempat menunggu (warnanya kuning, di sebelah kanan dari pintu masuk)

Kebetulan Ibu saya berhijab, sehingga Ibu saya diminta menuju ke ruang khusus perempuan berhijab. Kami diarahkan oleh kakak-kakak mahasiswi yang cekatan selalu membantu mengarahkan para peserta. Untuk di ruang khusus hijab ini, saya menunggu di dekat pintu untuk mencegah kerumunan.

Ruang khusus perempuan berhijab. Ada di pojok kanan sejajar pintu keluar.


Di dalam ruang khusus hijab ini, Ibu saya menjalani proses screening (cek suhu, tensi, diberikan beberapa pertanyaaan sesuai di form).

Setelah lolos screening, Ibu saya menunggu sebentar (ada 2 orang sebelum Ibu saya) untuk lanjut disuntik vaksin. Ibu saya mendapat vaksin AstraZeneca. Prosesnya cukup cepat sebab tidak banyak orang di ruang khusus hijab ini. Ibu saya juga diberi 1 buah paracetamol jaga-jaga ada KIPI demam.

Selanjutnya, Ibu saya menuju ke meja pencetakan kartu informasi vaksinasi. Tenang saja, selama proses ini kakak-kakak mahasiswa/i sangat sigap menunjukan arah kepada kita. Jangan ragu juga untuk bertanya.

Selesai konfirmasi data diri, Ibu saya mendapat kartu informasi vaksinasi. Lalu Ibu saya menunggu sekitar 15 menit untuk observasi.

Terakhir, Ibu saya menuju ke meja observasi. Ibu saya ditanya apakah ada keluhan? Jika tidak ada, bisa langsung pulang ke rumah seperti Ibu saya. Nanti setelah 12 minggu Ibu saya bisa vaksinasi kedua di lokasi mana saja asalkan jenis vaksinnya sama AstraZeneca (kata petugas).

Total dari Ibu saya scan tiket sampai observasi memakan waktu 40-50 menit. Cukup cepat menurut saya. Pelayanannya juga bagus, nakesnya ramah, dan salut untuk para kakak-kakak mahasiswa/i yang sudah sigap membantu mengarahkan kami. 


C. KIPI

Disclaimer : KIPI setiap orang berbeda-beda. Saya hanya menceritakan apa yang Ibu saya alami sebagai referensi untuk persiapan teman-teman.

Ibu saya merasa sakit di lengan bekas suntikan. Ini terasa sekitar 2-3 hari.

Ibu saya juga merasakan meriang saat malam hari.

Ibu saya mulai demam di hari besoknya. Paracetamol diminum saat demam ini.

H+2 vaksin Alhamdulillah Ibu saya sudah tidak demam atau meriang.


3. SENTRA VAKSIN SERVIAM

Lanjut ke tempat vaksin ketiga di Sentra Vaksin Serviam (SVS). SVS Berlokasi di SMA Santa Ursula, Lapangan Banteng : https://goo.gl/maps/jVa4ogwyr2pRqPqE7

Siapa lagi yang vaksin di SVS ini? Tentu bukan saya dong, di sini kedua adik saya yang melakukan vaksinasi. SVS membuka vaksin untuk 18+. Adik pertama saya, sebut saja A berusia 23 tahun dan B berusia 22 tahun.

Kembali seperti sebelumnya, kita bahas bagimana proses pendaftaran sampai bagamana KIPI-nya : 

A. Pendaftaran

SVS membuka pendaftaran online via web di : https://www.vaksinasiserviam.com/registrasi91.php (silahkan cek berkala, semoga masih mendapat kuota)

Untuk mengetahui jadwal vaksinnya, cek terus instagram @vaksinasi_serviam karena jadwal vaksinnya biasanya dibuka 2-4 hari per minggu. Biasanya dibuka setiap jam 20.00 WIB dan akan langsung habis dalam 1-2 menit. Jenis vaksin yang didapat juga diinfokan dalam instagram tergantung harinya. Ada yg Sinovac dan ada AstraZeneca.

SARAN dari kami : 10 menit sebelum web buka sudah stand by buka halaman pendaftaran. Pilih hari yg kalian inginkan. Nanti kalian akan melihat halaman dengan pilihan jam kedatangan, walaupun ada tulisan "not started" (kalau tidak salah, intinya tulisannya blm dibuka pendaftaran), tetap tunggu di halaman tersebut. Kalian bisa menggunakan hp atau laptop, pastikan kalian gunakan gadget yang paling nyaman atau cepat kalian gunakan saat mengetik atau klik. Pastikan internet kalian juga lancar. Jam tepat saat pendaftaran dibuka, langsung refresh dan isi jam kosong sesuai pilihan kalian. Pilih/ketik 1 lalu klik "pilih" atau selanjutnya.

Jika tiba-tiba ada pemberitahuan “jadwal yang Anda pilih sudah tidak ada” (kurang lebih begitu kata-katanya intinya memberitahukan kosong), segera back dan pilih jadwal lainnya, pilih yang jam tengah biasanya paling jarang diklik awal.

Jika sudah berhasil sampai ke halaman isi data diri, ini artinya aman. Kalian sudah dapat jatah booking tiket. 

Selesai isi data diri dengan benar, tiket bisa langsung kalian print atau simpan di handphone (mirip seperti di BBPK Hang Jebat tampilan tiketnya).

Tak lama, kedua adik saya mendapatkan WhatsApp dari Kemenkes berisi keterangan sudah terdaftar di SVS.


B. Vaksin

Kami sampai di lokasi vaksin lebih awal pukul 07.40 WIB, jam buka vaksinasi 08.00 WIB.

Terlihat sudah ada sekitar 20 orang mengantri sambil duduk (memang dapat tempat duduk kalau di SVS). Adik saya mengantri duduk di belakang 20an orang tersebut. Oh iya, di SVS wajib memakai masker medis. Jika ada yang memakai masker kain, akan diminta tolong untuk ganti ke masker medis. Nakes sudah menyediakan masker medis untuk peserta yang tidak memiliki masker medis.

Lokasi vaksin, tepat di gmaps SMA Santa Ursula


Di SVS, pendamping atau yang menemani vaksin tidak boleh masuk ke dalam tempat vaksinnya (ke dalam lokasi gedung sekolah) demi mencegah kerumunan. Jadi saya menunggu di halte dekat kursi antrian.

Setelah pukul 08.00 WIB, nakes memberikan instruksi pengisian form dan penjelasan vaksinasi di SVS. Vaksin yang diberikan saat itu tanggal 25 Juni 2021 adalah AstraZeneca.

Gambar dari instagram SVS, nakes memberi info tata cara isi form dan vaksinasi


Nakes mulai mendatangi peserta vaksin satu-persatu di kursi masing-masing. Nakes melakukan pengecekan tiket dan memberikan sticker vaksin, nomor urut, dan form screening yang harus diisi sendiri. Saya sarankan bawa alat tulis sendiri.

Tak lama, Nakes mengarahkan nomor urut 1-30 masuk ke dalam tempat vaksin (masuk ke dalam gedung sekolah Santa Ursulanya). Bagi yang belum selesai mengisi form tidak apa-apa, akan diberi kesempatan di dalam untuk mengisi. Begitu seterusnya akan dipanggil per grup 30-50 orang.

Sebelum masuk, akan dicek suhu dan disemprotkan atau dimohon untuk pakai hand sanitizer.

Mulai dari sini, ini adalah cerita dari kedua adik saya. Sebab saya tidak boleh masuk ke dalam.

Di dalam, peserta akan diminta menunggu di ruang kelas. Selanjutnya peserta diminta melengkapi form screening

Setelah itu, akan ditanya oleh Nakes. Form diberikan kepada Nakes.

Setelah form diberikan, petugas akan mengecek kelengkapan data diri, mengisi data diri ke database, lalu memberikan kartu informasi vaksin. Untuk nanti diisi petugas selama proses vaksinasi.

Selanjutnya akan dilakukan pengecekan suhu dan tensi.

Jika lolos proses screening, lanjut ke proses penyuntikan vaksin.

Setelah itu adik saya diberikan 1 strip paracetamol dan air mineral. Nakes menyarankan untuk langsung meminum 1 buah paracetamol setelah vaksin. Sisanya diminum per 6 jam dan maksimal 3 obat dalam 1 hari. Untuk esoknya disarankan diminum jika demam saja.

Selesai dari penyuntikan vaksin, kedua adik saya menunggu selama 30 menit untuk proses observasi.

Selesai observasi, kedua adik saya mendapatkan goodie bag. Isinya ada susu, hand sanitizer, masker,  dan snack gandum. Total sekitar 1,5 jam kurang lebih proses vaksinasi di SVS ini.

Goodie bag :)


Tambahan : bisa juga melihat thread Henry Manampiring untuk melihat suasana di dalam ruang vaksinasi https://twitter.com/newsplatter/status/1402824572932558851?s=08


C. KIPI

Disclaimer : KIPI setiap orang berbeda-beda. Saya hanya menceritakan apa yang adik saya alami sebagai referensi untuk persiapan teman-teman.


Adik saya B (22 tahun) langsung merasa tangan kirinya pegal sesaat setelah vaksin. Ini terasa sampai H+5 vaksin.

Adik saya A (23 tahun) merasa tangan kiri pegal saat H+1 sampai H+2 vaksin.

Adik saya A (23 tahun) dan B (22 tahun) merasa agak kurang enak badan / meriang saat malam.

H+1 vaksin kedua adik saya merasa demam dan masih mengkonsumsi paracetamol per 6 jam, maksimal 3 obat sehari.

H+2 kedua adik saya sudah tidak demam.

H+3 dini hari pukul 02.00an A merasa kembali meriang, paginya sudah baikan setelah minum paracetamol 1 buah.


Semoga kalian yang membaca ini sehat-sehat selalu yaa. Jangan takut vaksin! :)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mata Kuliah Eksternal FIB UI

Cute Cupcake

TMII punya perpustakaan loh